Rabu, 23 Mei 2012

Tehnik pemberian oksigen

A. Pemberian Oxygen ( O2 )
                        Oksigen  (O2)  merupakan  salah  satu  komponen gas  dan  unsure  vital  dalam  proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas.
1. Definisi Pemberian terapi oxygen
                        Pemberian terapi oxygen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
2. Tujuan pemberian oksigen
v  Memenuhi kekurangan oksigen
v  Membantu kelancaran metabolism
v  Sebagai tindakan pengobatan
v  Mencegah hipoksia
v  Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
3. Prosedur  pemberian oksigen
Terapi ini dilakukan pada penderita :
v  Dengan anoksia atau hipoksia
v  Dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan
v  Selama dan sesudah dilakukan narcose umum
v  Mendapat trauma paru
v  Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda , dispneu, cyanosis, apneu
v  Dalam keadaan coma
4. Persiapan
Alat :
Tabung oksigen beserta isinya
Regulator dan flow meter
Botol pelembab
Masker atau nasal prong
Slang penghubung
Penderita
Penderita diberi penjelasan tentang tindakan yang kan dilakukan
Penderita ditempatkan pada posisi yang sesuai
5. Syarat-syarat Pemberian Oksigen Meliputi
v              Dapat mengontrol konsentrasi oksigen udara inspirasi,
v  Tahanan jalan nafas yang rendah,
v  Tidak terjadi penumpukan CO2,
v  Efisien,
v  Nyaman untuk pasien.
B. Prosedur pemberian oksigen
  1. Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
  2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan
  3. Hubungkan nasal prong atau masker dengan slang oksigen ke botol pelembab
  4. Pasang ke penderita
  5. Atur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan
  6. Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi lepas nasal prong atau masker dari penderita
  7. Tabung oksigen ditutup
  8. Penderita dirapikan kembali
  9. Peralatan dibereskan
C. Hal hal yang harus diperhatikan  dalam pemberian oksigen
  1. Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah pemberian oksigen
  2. Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya : api, yang dapat menimbulkan kebakaran
  3. Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol
  4. Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai
Lanjutan …
  1. Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan kering
  2. Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada penderita penyakit paru kronis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran
  3. Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit, kemudian dinaikkan pelan-pelan sesuai kebutuhan.
  4. Terapi O2 merupakan salah satu intervensi keperawatan yang bersifat kolaboratif yang merupakan bagian dari paket intervensi keperatan yang diberikan kepada klien berdasarkan diagnosa keperawatan yang dirumuskan. Oleh karena itu maka langkah pertama yang perawat lakukan adalah melakukan pengkajian
D. Metode Pemberian Oksigen
Dapat dibagi menjadi 2 tehnik, yaitu :
  1. Sistem Aliran Rendah
                        Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan, menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal klien. Ditujukan untuk klien yang memerlukan oksigen, namun masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.
Contoh sistem aliran rendah adalah
a. Kateter Nasal
                        Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi 24% – 44%.
                        Keuntungan : Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.
                        Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 45%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat
b. Kanul Nasal
                        Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal.
                        Keuntungan : Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman.
                        Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, dapat mengiritasi selaput lendir.
Kanul nasal
c. Sungkup Muka Sederhana
                        Merupakan alat pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%.
                        Keuntungan : Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
                        Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.
d. Sungkup Muka dengan Kantong Rebreathing :
                        Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt
                        Keuntungan : Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lender
                        Kerugian : Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.
e. Sungkup Muka dengan Kantong Non Rebreathing
                        Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
                        Keuntungan : Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.
                        Kerugian : Kantong oksigen bisa terlipat.
2. MSistem Aliran Tinggi
                        Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur.
E. Bahaya Pemberian Oksigen
                        Pemberian oksigen bukan hanya memberikan efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan efek merugikan, antara lain :
1. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klein dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari : Merokok, membuka alat listrik dalam area sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.
Lanjutan…
2. Depresi Ventilasi
                        Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi
3. Keracunan Oksigen
                        Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu.
Sekian dan terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar